Lebih Jauh Tentang Perkembangan Otak
Banyak pendidik anak usia dini bertanya
mengapa mereka perlu belajar tentang perkembangan dari bayi sampai usia enam
tahun. Tahap-tahap perkembangan ini sangat penting untuk diketahui supaya dapat
memenuhi kebutuhan setiap anak. Tidak semua anak berkelakuan atau berkembang
sesuai dengan usia kronologis mereka. Sesungguhnya, banyak anak yang masuk
program anak usia dini pada usia tiga atau empat tahun menunjukkan perilaku
yang biasa terlihat pada anak yang lebih muda. Penelitian terakhir pada empat program anak usia dini yang
terdiri dari 80 anak, menunjukkan 51% mempunyai perkembangan sosial dan emosi
seperti bayi usia 9-12 bulan dan anak usia 12-24 bulan; 27% mempunyai
keterampilan motorik kasar seperti anak usia 12-24 bulan; dan 51% mempunyai
kemampuan komunikasi di bawah rata-rata anak usia dua tahun. Sebelum analisa
ini, orang dewasa dalam program ini mengharapkan anak-anak berfungsi seluruhnya
seperti anak tiga dan empat tahun sesuai usia kronologis mereka. Begitu mereka
menyadari, bahwa perilaku anak-anak di kelas mereka bukan merupakan perilaku
yang nakal tetapi merupakan keterlambatan perkembangan yang memerlukan pijakan
orang dewasa dan penataan lingkungan, maka mutu pengalaman program dapat ditingkatkan.
Naskah ini menggambarkan sesuatu yang biasa
ditemukan di lembaga pendidikan untuk anak usia empat tahun; sekolah telah
menyiapkan kurikulum untuk
memenuhi kebutuhan khas anak usia empat tahun. Orang dewasa yang bekerja pada
program anak usia dini seringkali tidak siap berhadapan dengan anak yang
berperilaku seperti tahapan perkembangan di bawah usianya. Oleh karena itu,
tujuan utama dari bab ini adalah membantu orang dewasa untuk memahami
perkembangan anak usia dini. Tujuan lain adalah menolong orang dewasa dalam
mengamati perkembangan anak yang terlambat (berkebutuhan khusus). Untuk dapat
melakukan ini, terdapat dalam bagian selanjutnya, tetapi bukan pemikiran yang
kuno, informasi baru tentang perkembangan otak dan jendela awal kesempatan,
termasuk mengapa beberapa perkembangan otak anak-anak tertentu berubah. Bagian
ini juga membahas teori Kecerdasan Jamak dari Gardner. Kita tidak bermaksud
agar orang dewasa menjadi ahli dalam semua bidang ini, tetapi menyadari bahwa
informasi ini ada dan selanjutnya mempelajari topik ini. Pada akhirnya, orang
dewasa perlu tahu bagaimana melihat dan membandingkan usia perkembangan dan
usia kronologis dan dapat menyiapkan pengalaman sesuai dengan tahap
perkembangan anak usia dini setiap hari.
Pengamatan Usia Perkembangan dan Usia
Kronologis
Salah satu prioritas utama dalam program anak
usia dini yang bermutu adalah orang dewasa mengumpulkan data dasar untuk setiap
anak dari setiap aspek perkembangan.
Orang dewasa yang tahu perkembangan anak dengan baik dapat melakukan ini
melalui pengamatan pada setiap anak. Aspek yang diamati paling sedikit
meliputi: perkembangan fisik, sosial, emosi, kognisi, penyesuaian diri, dan
komunikasi. Secara umum, perkembangan fisik termasuk keterampilan motorik untuk
gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Perkembangan sosial emosi
termasuk kasih sayang, kedekatan, pengaturan diri, kemampuan bermain dan dapat
bergaul dengan orang lain, kesadaran diri, percaya diri, kesejahteraan dan
motivasi.
Perkembangan kognisi sulit untuk dipisahkan
dari keterampilan bahasa dan motorik; walaupun demikian, cara berpikir anak
biasanya dapat diamati melalui kapasitas belajar mereka, apa yang mereka tahu
pada saat tertentu dan kemampuan mereka dalam menyesuaikan pada lingkungan yang
baru. Perkembangan kognisi dapat diamati saat anak dapat mempertahankan
perhatian mereka, mengingat secara rinci, mengikuti arahan sederhana dengan
mudah, menata pikiran sendiri, memecahkan masalah dan memproses semua informasi
sekitar mereka.
Perilaku penyesuaian diri, sering disebut
keterampilan menolong diri sendiri, dan lebih mudah digambarkan dalam
hubungannya dengan aspek lain dari perkembangan. Dari sisi fisik, contohnya
keterampilan makan, tidur, mandi, berpakaian, latihan ke kamar kecil,
merapihkan diri, menjaga suhu tubuh dan menghindari bahaya. Dari sisi
sosial-emosi, contohnya kemampuan untuk menanggulangi, konsep diri, menggunakan
mainan dengan tepat, main bersama-sama
dan mengkomunikasikan kebutuhan dasar (Benner, 1992).
Perkembangan komunikasi merupakan hubungan
yang rumit antara kemampuan hasil ucapan dan bahasa. Komunikasi adalah istilah yang sangat umum untuk
menjelaskan hubungan, pertukaran informasi dan gagasan serta dapat dilakukan
dengan atau tanpa bahasa. Bahasa
adalah penggunaan tanda-tanda atau simbol yang bermakna; bisa ditulis atau
diucapkan. Ucapan adalah satu cara mengekspresikan bahasa untuk tujuan
komunikasi (Benner, 1992). Selama pengamatan, perlu diperhatikan bahasa
ekspresif dan bahasa reseptif. Bahasa reseptif artinya anak dapat mendengar,
mengingat dan memahami apa yang dikatakan pada mereka. Bahasa ekspresif dimulai
dengan membuat suara dan belajar bagaimana bergantian kemudian berkembang
ketika anak mulai berbicara, berkata apa
yang mereka pikirkan dan menggunakan kata-kata untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Paling tidak pengamatan dari perkembangan anak harus mencakup aspek ini.
Aspek perkembangan lain yang patut mendapat
pengamatan orang dewasa adalah penginderaan. Penggabungan sensori adalah proses neurologi dalam
pengelolaan informasi yang kita dapatkan dari badan atau lingkungan kita. Kranowitz (1998) menggambarkan penginderaan
sebagai “indera dekat” dan “indera jauh.” Indera jauh adalah yang dekat dengan
wajah termasuk penglihatan, rasa (di lidah), penciuman, dan pendengaran. Indera
dekat biasa disebut indera tersembunyi oleh karena kita tidak menyadarinya,
tidak dapat mengendalikannya, dan tidak bisa mengamati secara langsung. Indera
ini sangat dibutuhkan untuk hidup karena mereka mengatur tubuh kita. Mereka
termasuk vestibular (gravitasi dan gerakan) dan “proprioception” (sensasi otot
dan sendi); ini digambarkan terinci oleh Ayres (1979). Anak usia dini umumnya pada
tahap sensorimotor (Piaget, 1962); mereka menjelajahi dan mengemudikan dunia
mereka dengan menggunakan semua indera ini baik yang dekat maupun yang jauh.
Bila indera dekat berjalan secara lancar dan tepat, anak dapat memperhatikan
informasi yang datang dari indera jauh (suara, penglihatan, penciuman, dll).
Orang dewasa dapat mengamati anak yang punya kehalusan perasaan dalam
aspek-aspek tertentu. Sebagai contoh, beberapa anak, memegang telinga dengan
tangan mereka saat truk yang bersuara keras lewat ketika mereka bermain di
lapangan, sementara yang lain dapat mengabaikan kebisingan dan bahkan dapat
berkonsentrasi di tengah-tengah suara keras. Beberapa anak senang dipeluk
sementara yang lain menolak disentuh atau bereaksi ketika mereka dipeluk
terlalu keras. Label di baju atau jahitan di kaos kaki sangat mengganggu
beberapa anak. Perbedaan ini bila cukup kuat dapat mengganggu kemampuan anak
untuk memperhatikan dan berperan serta secara penuh dalam pengalaman
pendidikannya.
Kunci untuk membedakan anak yang mempunyai
kebutuhan khusus dengan anak yang hanya sensitif adalah memahami tahap-tahap
perkembangan anak. Ini membutuhkan pengalaman langsung dengan anak, intuisi,
pengamatan terus menerus, dokumentasi yang cermat dan kerjasama diantara
guru-guru, para ahli dan orang tua.
Perkembangan Otak dan Awal Jendela Kesempatan
Banyak pendidik anak usia dini perlu memahami
tentang tahun-tahun awal kehidupan yaitu selama masa bayi bahkan sebelum
perkembangan otak anak berubah. Akhir-akhir ini, ada ledakan yang sesungguhnya
dari penelitian perkembangan otak dan informasi ilmiah sehubungan dengan
“sifat-sifat kritis” yang dibawa pada tiga tahun pertama kehidupan (Gopnik,
Meltzoff, & Kuhl, 1999; Karr-Morse, 1997; Newsweek, 1997; Patel, 2002;
Shonkoff & Philips, 2000; The Florida Starting Points Initiative, 1997).
Bayi lahir dengan berjuta-juta neuron yang
memberikan kemungkinan untuk membuat hubungan yang banyak di dalam otak yang
memimpin pada penafsiran dunianya nanti. Neuron-neuron diciptakan saat janin
hanya berukuran 8 ons; sel-sel neuron bermigrasi keluar dan menciptakan
lapisan-lapisan sel yang disusun dan diorganisasikan kembali ke dalam lajur
atau kelompok disaat janin di kehamilan tua dan awal kehidupan bayi baru lahir.
Pada kehamilan usia 24-26 minggu, sel-sel ini menyusun sendiri dalam cara yang
akan menjadi berguna pada perkembangan sensori bayi. Penyusunan sel-sel ini berlangsung
selama dua sampai tiga tahun. Sistem sensori penciuman, pendengaran dan rasa
berkembang sejak dalam rahim dan perabaan/vestibular dirangsang sesudah lahir
(Graven, 2000, Tampa Early Intervention Program, Case Studi Lectures).
Sel-sel sistem penglihatan menciptakan lajur
yang lebih jauh akan dirangsang pada saat lahir, ketika bayi baru lahir
menerima cahaya melalui matanya untuk pertama kali. Namun, jika bayi lahir
lebih awal, sebagai contoh, sebelum kehamilan 31 minggu, proses penglihatan ini
akan terganggu. Hasil dari gangguan proses ini dapat bervariasi (Graven, 2000,
Tampa Early Intervention Program, Case Studi Lectures). Ada juga periode yang
kritis saat empat sampai enam bulan sesudah kelahiran. Proses awal dari
perkembangan penglihatan ini sangat penting bagi perkembangan bayi. Sebagai
contoh, penglihatan terkait dengan pendengaran; itu memperkuat pembelajaran
dengan menempatkan rangsangan penglihatan dengan suara. Perkembangan
penglihatan juga berhubungan dengan perabaan; bayi menggunakan perabaan dan
penglihatan bersama-sama untuk menjelajah dunia mereka. Akhirnya, perkembangan
penglihatan terikat dalam keterampilan motorik dan bayi yang tidak dapat
melihat mempunyai lebih banyak kesulitan membangun tonus otot. Penglihatan
membangkitkan gerakan. Orang dewasa dalam lingkungan yang menghubungkan makna
pada mainan bayi sering merangsang gerakan.
Walaupun banyak neuron-neuron yang diciptakan
melebihi dari yang bayi butuhkan, tetapi hanya neuron-neuron yang dirangsang
saja yang memberikan kesempatan belajar di kemudian hari. Neuron-neuron yang
tidak dirangsang akan dilenyapkan melalui proses alamiah dan proses tersebut
dikenal sebagai “pemangkasan neuron.” Pemangkasan sambungan-sambungan yang
tidak digunakan dan diperlukan ini memungkinkan jalan yang sudah dirangsang
untuk tumbuh dan membuat hubungan yang lebih rumit lagi (Robert R. McCormick
Tribune Foundation, Ten Things Every
Child Needs Videotape). Dalam kata lain, neuron-neuron yang tidak
dirangsang selama periode waktu kritis tertentu akan hilang atau diubah.
Sehingga, perlu sekali pengasuh memahami jendela kesempatan yang ada secara
alamiah agar dapat merangsang dan mendukung hubungan otak yang berguna untuk
pembelajaran sepanjang hayat.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran
pengetahuan masyarakat tentang awal perkembangan otak manusia, ketertarikan
telah dibangkitkan tentang berbagai hal dalam kehidupan anak usia dini.
Sehingga disebut sebagai jendela kesempatan atau periode kritis untuk sel-sel
otak tumbuh, bermigrasi, bergabung, menyusun sendiri, menciptakan jalan dan
menjadi “perkawatan” dalam otak membuat sebuah perbedaan bagaimana anak menjadi
siap untuk menerima informasi (National Research Council Institute of Medicine,
2000). Para ahli syaraf sudah memberikan jaminan tentang kemampuan belajar anak
jauh sebelum mereka masuk sekolah.
Bukti perkembangan otak ini sesuai dengan apa
yang telah kita rasakan secara intuisi dan telah didukung oleh teori yang
berkaitan dengan waktu kritis dari kegiatan dan praktek perawatan dasar. Apa
yang kita lakukan pada awal kehidupan anak membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan anak usia dini. Oleh karena itu, kita perlu membacakan buku pada
bayi, memegang dan membuai mereka, mengangkat mereka saat mereka menangis,
memberi perhatian pada mereka, dan menanggapi mereka dengan cepat. Kita perlu
berhubungan dengan anak usia satu dan dua tahun, memberi nama dalam dunia
mereka, memberikan contoh-contoh bahasa positif pada mereka, memberikan banyak
mainan yang sesuai untuk bermain, dan belajar bagaimana mereka tumbuh dan
berkembang. Kita perlu melakukan banyak pekerjaan di awal dengan anak jauh
sebelum mereka mendapatkan program anak usia dini dan masuk dalam penataan
sekolah formal. Kapan dan bagaimana kita berhubungan dengan bayi dan anak
usia satu atau dua tahun menentukan kerangka dasar untuk keberhasilan di
sekolah nanti.
Bayi tidak boleh dianggap sebagai penerima
rangsangan yang pasif. Tidak ada lagi “terkaan” tentang bagaimana otak itu
tumbuh, berkembang, dan berfungsi. Sejumlah teknik ilmu-ilmu syaraf baru dapat
dipakai dan memberi peluang jalan ilmuwan untuk mempelajari dan mendapatkan
pemahaman yang lebih luas tentang perkembangan otak bayi. Sebagai contoh, PET
(positron-emission tomography) scan memberikan para ilmuwan kemampuan untuk
mengukur tingkat dari kegiatan sinaptik dalam otak; kejadian-kejadian yang
paling dramatik memang berlangsung selama masa bayi sampai tiga tahun. Pada
usia tiga bulan, otak bayi ditekankan pada bagian belakang otak (lobus
oksipital) dimana fungsi penglihatan berada. Selama usia delapan bulan
kehidupan, seluruh otak menunjukkan bukti dari kegiatan sinaptik; namun bagian
depan otak (lobus prefrontal) juga secara jelas aktif dimana perencanaan
penyelesaian masalah dan pengaturan emosi berada (The Florida Starting Points
Initiative, 1997). Berdasarkan kerja fungsi perkembangan otak dari Dr. H.T.
Chugani di Rumah Sakit Anak di Michigan, Wayne State University, PET Scan telah
menunjukkan gambaran awal dari perkembangan otak anak usia dini.
Teknik, penelitian dan informasi lanjutan
dari ilmu perkembangan syaraf penting bagi pendidik, pengasuh, dan keluarga.
Dengan luasnya informasi tersebut, kita tentunya tidak perlu menjadi ahli.
Tetapi, penting bagi orang dewasa yang berada dalam proses membesarkan anak
usia dini, memperhatikan masing-masing bagian otak dan fungsi-fungsi yang
terkait, seperti dalam tabel berikut ini. Daerah otak ini secara sederhana
didefinisikan oleh “National Research Council’s Institute of Medicine” dalam
buku yang berjudul “From Neurons to Neighborhoods (2000) sebagai otak depan (cerebral hemispheres), otak tengah (jalan dari dan ke otak
depan) dan otak belakang (batang otak
dan serebelum). Kita juga perlu mengerti bahwa bagian-bagian otak itu saling
berhubungan dan berkerjasama satu sama lain sepanjang waktu dalam suatu cara
yang sistematik (dari depan ke belakang dan dari sisi ke sisi); mereka
mengontrol bagaimana kita berfungsi sehari-hari (Florida Starting Points,
1997).
Korteks Serebral
|
Lobus depan
|
Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah
|
Korteks Pradepan
|
Perencanaan dan berlatih gerakan-gerakan
selanjutnya; terhubung ke sistem limbik untuk mengatur emosi
|
Korteks Motorik
|
Gerakan otot-otot besar
|
Lobus Temporal
|
Pendengaran, bicara, dan bahasa, komunikasi
|
Lobus Parietal
|
Rangsangan dan kode-kode sensori
|
Lobus Oksipital
|
Penglihatan
|
Serebelum
|
Gerakan-gerakan yang dikerjakan tanpa sadar
dan keseimbangan
|
Batang Otak
|
Pertahanan dan informasi sensorimotor
|
Sistem Limbik
|
Pengatur emosi dan ingatan jangka panjang
|
Pendidik perlu menyadari istilah-istilah dan
fungsi-fungsi otak ini agar dapat memahami lebih baik pengamatan mereka tentang
perkembangan anak. Hal ini penting kita laporkan tentang pengamatan yang tidak
biasa dari belajar dan perilaku anak pada orang tua, para ahli kesehatan yang
layak dan para ahli lainnya. Dengan mengetahui bagian-bagian dan fungsi otak
yang berbeda, dan mengenali persamaan bagian tertentu sistem yang menangani;
orang dewasa yang bekerja dengan anak yang memperlihatkan perilaku tidak biasa,
dapat didukung. Keterlambatan perkembangan yang lebih lanjut mungkin dapat
dicegah atau juga diperbaiki. Seorang peneliti otak, Dr. Paul MacLean,
menggambarkan otak mempunyai tiga bagian; dia menyebutnya “triune” atau tiga
dalam satu otak (Martel, 2000). Pemikiran MacLean tentang bagaimana setiap dari
tiga bagian dalam otak dijelaskan secara alamiah. Tiap bagian dijelaskan dalam
istilah-istilah sesuai fungsinya, pengaruh pada pembelajaran dan perilaku dan
masing-masing dihubungkan dengan warna khusus untuk tujuan ilustrasi. Tiga
bagian telah diubah oleh Martel (2000), disesuaikan untuk tujuan pengajaran
oleh “Creative Center for Childhood Research and Training, Inc.” dan diringkas
dalam tabel. Pendidik perlu memahami istilah-istilah otak bagaimana otak
berdampak pada belajar dan perilaku anak. Kerja MacLean memberikan kita dasar
sederhana untuk memahami hubungan ini.
Batang Otak = Bertahan
§ Dikenal sebagai “Berkelahi atau lari”
§ Pusat reaksi
§ Tiba-tiba
beraksi ketika takut, ditakut-takuti, dikritik atau diancam
§ Merasa perlu untuk bertahan
§ Perilaku marah atau berdebat
§ Tidak dapat belajar pada bagian otak ini
Limbik = Emosi
- Dikenal sebagai “tempat rasa sayang”
- Pusat
emosi
- Semua persepsi masuk melalui pusat ini
- Pengalaman sayang, kebaikan hati, rasa kasihan,
penghargaan, dan rasa peduli membuka pintu ke berpikir lebih tinggi
- Merasa senang, disetujui dan adanya hubungan
- Pembelajaran dioptimalkan melalui bagian otak
ini
Korteks = Pemecahan masalah dan Berfikir Logis
- Dikenal
sebagai “Bagian dari kerja sekolah” atau “topi berpikir”
- Pusat
berpikir
- Jika sistem
limbik menerima perasaan yang baik, maka selaput otak dapat bertanggung
jawab atas:
§ Berpikir nalar dan analisis
§ Rencana dan mengatur
§ Berbicara dan bahasa
§ Penglihatan dan pendengaran
§ Daya cipta
|
Salah satu kunci dalam konsep tiga-dalam-satu otak untuk orang
dewasa yang bekerja dengan anak usia dini adalah tidak membiarkan mereka
“menuju” ke dalam batang otak. Penekanan untuk memicu pikiran limbik dengan
sayang, musik, lagu, boneka, kegiatan yang menarik dan mainan yang sesuai. Saat
anak terlibat dalam jenis kegiatan ini mereka dapat mencapai kondisi optimal
untuk mendorong kesempatan belajar. Melalui orang dewasa yang semangat, orang
dewasa mengetahui bagaimana bersenang-senang dengan mereka melalui kegiatan
main yang terencana dan mendukung lingkungan, sehingga anak tidak hanya belajar
tapi mereka juga akan belajar untuk cinta belajar. Apa yang membuat anak senang, membantu mereka
percaya diri dan mampu belajar.
Pengalaman-pengalaman Sesuai Dengan Perkembangan Pada
Kegiatan Harian Untuk Anak Usia Dini
Proses perkembangan adalah suatu rangkaian. Ada waktu dan usia yang sesuai untuk setiap proses dan
tepat dengan tahap perkembangan; waktu
proses dan tahapan berbeda untuk setiap anak. Karena itu, upaya untuk
mendorong perkembangan tidak akan berhasil dan beberapa upaya tersebut
sebenarnya membahayakan. Perkembangan yang dihalangi atau dilarang pada saat yang tepat akan
berdampak lama. Karena itu, penting untuk memahami konsep dari periode waktu
kritis dan apa yang jendela kesempatan sarankan untuk perkembangan anak usia
dini dan strategi kita sebagai pengasuh.
Jendela kesempatan menciptakan waktu optimal
untuk mencapai tonggak perkembangan yang akan meningkatkan pembelajaran dan
perkembangan sensori, emosional, dan awal sosial. Bila pengasuh menyadari bahwa
jendela kesempatan itu ada dan mengapa itu penting, mereka akan berada pada
posisi yang lebih baik untuk menciptakan kegiatan dan lingkungan untuk meningkatkan
kapasitas belajar anak. Pengasuh ini akan melakukan lebih dari sekedar melewati
penelitian otak “bandwagon” karena mereka akan menciptakan filsafat mereka
sendiri tentang mengapa strategi belajar bagi bayi sampai usia tiga tahun itu
penting. Mereka juga akan menyadari bahwa beberapa periode kritis terjadi
secara biologis jauh sebelum bayi lahir saat otak berkembang di dalam rahim.
Sayangnya pada saat banyak anak berusia tiga
tahun, beberapa jendela kesempatan telah
“tertutup” disebabkan oleh masalah-masalah serius seperti tidak ada perawatan
sebelum lahir, komplikasi kelahiran, lingkungan rumah yang buruk, lingkungan
sekitar yang berbahaya, tercemar racun, pengasuhan yang tidak konsisten baik di
rumah atau di tempat perawatan anak, kekerasan, atau kurangnya orang dewasa
yang memperhatikannya secara penuh. Penelitian secara konsisten menunjukkan
bahwa perawatan dan pendidikan dini yang bermutu tinggi dapat mendorong
kesempatan anak agar berhasil di sekolah nantinya.
Saat ini, masih banyak anak-anak prasekolah
dibawa ke perawatan luar rumah yang bermutu buruk atau bermutu sedang. Banyak anak masuk TK belum siap untuk
jenis pembelajaran dan interaksi yang dijumpai dalam kelas sekolah. Kinerja
sekolah di bawah rata-rata ditandai dengan kinerja di bawah rata-rata pada
ukuran fungsi kognisi dan sosial selama masa prasekolah. Dua puluh tahun
penelitian menunjukkan dalam bidang perkembangan anak, pendidikan, ilmu
kognisi, kekuatan dari keterlibatan awal dan gagasan pembaharuan sekolah.
Kerangka penelitian telah menghasilkan pengetahuan substansi tentang
jenis-jenis gagasan dan program yang terkait dengan seluruh anak usia dini
tidak tergantung latar belakang
pengalaman mereka.
Guru, pengasuh, orang tua dan orang dewasa
lain yang bekerja dengan anak usia dini harus memahami perkembangan anak,
tonggak perkembangan yang sesuai dengan usia kronologis tertentu, mengapa
jendela kesempatan penting bagi perkembangan awal dan bagaimana mengenal
perkembangan tidak biasa apabila itu terjadi. Orang dewasa yang bekerja dengan
anak usia dini harus mengetahui pemeriksaan
yang sesuai perkembangan, pengamatan yang bermutu tinggi dan perwakilan
di daerah yang melakukan penilaian fungsional.