Powered By Blogger

Sabtu, 03 Desember 2011

PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIA DINI



Suatu hari seorang teman pernah bercerita pada saya tentang anaknya. Seperti yang kita tahu, anak-anak terkenal dengan kepolosan, kelucuan dan keterkejutan. Untuk yang satu ini para pembaca sekalian pasti bertanya-tanya, mengapa bisa dikatakan keterkejutan. Kata-kata anak-anak memang selalu tidak terduga. Daripada terus dihinggapi rasa penasaran, saya mulai ceritanya.

Teman saya: “Kamu tadi lagi ngapain sama ayahmu, Teo?” (bertanya pada anaknya yang bernama Teo)
Teo: “Nonton film?”.
Teman saya: “Film apa to dik?”.
Teo: “Nggak tau buk, nggak sampai selesai, kayak film orang kerokan?”(dengan wajah dan nada suara polosnya).

Sontak saja teman saya langsung tertawa ngakak dengan jawaban anaknya yang masih duduk di bangku TK tersebut. Mungkin dari teman-teman ada yang tahu isi cerita ini. Ya cerita ini tak lain adalah mengisahkan tentang kegiatan anak yang sempat menonton sekilas adegan film porno, tapi tidak sampai akhir, mungkin hanya adegan pembuka.

Berikut ini akan saya ceritakan kisah yang lain.

Ada sebuah keluarga kecil (pasangan muda) dengan satu anak laki-laki berusia 5 tahun, mengontrak kamar atau kos kamar. Suatu siang yang amat terik si anak tadi keluar dari kamar kos.

“Lho siang-siang begini kok keluar to dik, nggak tidur siang?” tanya teman saya yang juga kos disitu. “Aku disuruh keluar sama papa,” jawabnya dengan wajah dan nada suara datar. “Kenapa disuruh keluar?” teman saya penasaran. “Soalnya papa bilang, papa sama mama mau push up,” jawab anak itu, lagi-lagi dengan kepolosannya. Akhirnya teman saya tahu, apa yang sedang terjadi di dalam. Sambil menahan tawa dia langsung kembali ke kamarnya.

Ada banyak cerita seputar si kecil, yang lucu dan menggemaskan untuk disimak. Satu cerita lagi yang akan saya hadirkan disini. Inilah kisahnya.

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dan masih duduk di bangku TK terkejut ketika memasuki kamar yang tidak terkunci dan mendapati ayah ibunya sedang berhubungan badan. “Lho…ibuku diapain…,”teriak si anak. Sejak saat itu si anak menjadi benci dan menunjukkan sikap permusuhan terhadap ayahnya, karena dia merasa ayahnya telah menyakiti ibunya.

Selama ini, pendidikan seks untuk anak usia dini dianggap tabu di kalangan masyarakat. Mereka beranggapan bahwa pendidikan seks belum pantas diberikan pada anak kecil. Padahal dengan pendidikan seks yang diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika dia memasuki masa remaja. Apalagi anak-anak sekarang kritis, dari segi pertanyaan dan tingkah laku. Itu semua karena pada masa ini anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang besar. Pernahkah para pembaca mendengar tentang seorang anak yang bertanya “Adik bayi itu keluar dari mana?” atau “Adik bayi asalnya dari mana?”. Untuk itu perlu kiat-kiat khusus dalam memberikan pemahaman tentang seks kepada mereka. Biasanya tak jarang orangtua mengalihkan pembicaraan, kadang mereka membentak dan melarang anak untuk tak menanyakan hal tersebut. Selain itu jawaban yang diberikan malah terkesan ngawur. Padahal jawaban yang demikian bisa memicu anak untuk mengeksplor sendiri, karena mereka merasa penasaran dan berusaha mencari jawaban sendiri, apabila tidak mendapatkannya dari orangtuanya.

Melalui cerita ini, saya bermaksud berbagi cerita dan berbagi tips tentang cara memberikan pendidikan seks untuk anak usia dini. Ada beberapa tips dalam memberikan pemahaman anak tentang seks antara lain: Menanamkan rasa malu, misalnya dengan membiasakan anak untuk ganti baju di tempat tertutup; Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan, misalnya dengan berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya; Memisahkan tempat tidur mereka, terutama dengan saudara yang berjenis kelamin berbeda; Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu), untuk menanamkan dan menghormati privasi masing-masing saat berada di dalam kamar; Mendidik anak untuk menjaga pandangan matanya dari hal-hal yang mengandung unsur pornografi; Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin sekaligus juga mengajari anak tentang najis, membiasakan anak buang air kecil pada tempatnya (toilet), dengan begitu anak akan terbiasa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu, secara tidak langsung mengajari anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.

Pendidikan seks untuk anak-anak walaupun diberikan sejak dini juga harus memperhatikan faktor usia dan tingkat pemahaman anak. Beri penjelasan dengan bahasa yang dimengerti oleh anak. Pendidikan dapat diawali dengan mengenalkan identitas anak, mengenalkan perbedaan ciri-ciri tubuh anak perempuan dan laki-laki. Selanjutnya jelaskan pada anak tentang bagian tubuh yang tersembunyi, yang dianggap tabu untuk disebutkan namanya. Menjelaskan pada anak apa adanya bukan berarti jorok. Memang tidak gampang memberikan penjelasan tersebut. Yang penting sesuai. Yang tidak kalah penting adalah menciptakan hubungan yang baik dengan anak, dengan begitu anak akan mudah menerima masukan dari orangtua, dan yang tidak ketinggalan adalah membina hubungan kerjasama dengan pihak sekolah, dengan tujuan pergaulan anak di sekolah dapat terpantau, dan tidak ada salahnya pendidikan seks untuk anak juga diadakan di sekolah.

Dengan demikian anak sudah mempunyai bekal untuk kehidupannya kelak ketika menginjak masa remaja dengan menjaga dirinya sebaik mungkin. Selain itu anak menjadi tahu batasan dan sebab akibat dari bahaya pergaulan bebas.

Senin, 21 November 2011


<a href="http://www.tespsikologi.com" target="_blank"><img src="http://www.tespsikologi.com/tes-psikologi.gif" border="0" alt="tes-psikologi"></a>
  

Senin, 31 Oktober 2011

10 November, 30 tahun silam


NOV
10

Refleksi 10 November, Enam Puluh Tiga Tahun Silam

Kisah heroik 63 tahun silam di Surabaya, meninggalkan jejak-jejak sejarah yang masih melekat dalam sanubari bangsa. Heroisme dan patriotisme para pahlawan yang hanya bermodal peralatan sederhana, seperti bambu runcing, berani memerangi tentara Sekutu yang bersenjata jauh lebih mutakhir. Para pejuang bangsa tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Masih ingat tokoh terkenal Bung Tomo, yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya di radio?

Perang di kota Surabaya melibatkan konspirasi pasukan sekutu dengan 30.000 serdadu (26.000 didatangkan dari Divisi ke-5 dengan dilengkapi 24 tank Sherman) dan 50 pesawat tempur dan beberapa kapal perang. Inggris menduga 3 hari Surabaya bisa ditaklukkan, namun kenyataannya memakan satu bulan sampai akhirnya Surabaya kembali jatuh ke tangan sekutu dan NICA.

Rakyat Indonesia marah mendengar konspirasi tersebut sehingga perlawanan terhadap Inggris dan NICA tetap berlanjut yang memuncak ketika pimpinan sekutu wilayah Jawa Timur, Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh 30 Oktober di Surabaya. Inggris dan NICA melalui Mayor Jenderal Mansergh yang menggantikan Mallaby mengultimatum rakyat Indonesia untuk menyerah sampai batas akhir tanggal 10 November pagi hari. Namun di batas ultimatum tersebut rakyat Surabaya menjawabnya dengan meningkatkan perlawanan secara besar-besaran, salah satu pimpinan perlawanan tersebut adalah Sutomo, dikenal sebagai Bung Tomo (yang menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada tahun 1995 oleh presiden Suharto, baru tahun 2008 ini akan diangkat secara resmi menjadi Pahlawan Nasional).

Perang ini menimbulkan perlawanan lain di semua kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung sampai dengan aksi membakar kota 24 Maret 1946 dan Mohammad Toha meledakkan gudang amunisi Belanda, Palagan Ambarawa, Medan, Brastagi, Bangka dan lain-lain. Perlawanan ini terus berlanjut, baik dengan senjata maupun dengan negosiasi para pimpinan negeri seperti perjanjian Linggarjati di Kuningan, perjanjian di atas kapal Renville, perjanjian Roem-Royen sampai akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda pada tahun 1949. Empat tahun revolusi yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, hingga akhirnya momentum 10 November dijadikan Hari Pahlawan. Dari fakta sejarah di atas bisa kita simpulkan, bahwa ancaman pertama kemerdekaan Indonesia bukan hanya Belanda ingin menguasai kembali, namun sekutu yang dipimpin Amerika memiliki kepentingan tersendiri di Indonesia.


BUNG!

Dengan heroisme, kita bangga berbangsa. Apabila tugas memanggil, kita tidak ragu untuk berjuang. Bangsa ini telah membuktikan diri menjadi bangsa pejuang. Melalui perjuangan kemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Lalu perjuangan 10 November 1945 yang berhasil mempertahankan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, meskipun harus ditebus dengan darah dan jiwa. Bila kita mengenang jasa para pahlawan, selalu menimbulkan keharuan mendalam. Bagaimana tidak, saat itu apalah yang dipunyai? Harta? Pastilah bukan. Keduniawian saat itu bukan issu sama sekali. Tetapi, justru ada harta lain yang lebih bernilai, yakni semangat juang dan kesediaan berkorban untuk satu cita-cita kemerdekaan. Ketika sebutan "BUNG" diteriakkan secara tulus, di antara sesama pejuang dan rakyat, bagaikan magnet yang begitu kuat mengikat batin bapak-bapak kita. Itulah sebenarnya esensi kepahlawanan yang sampai kapan pun tetap akan aktual dan relevan. Semangat juang dan kerelaan untuk berkorban apa saja, harta benda, bahkan jiwa raga.

Lukisan kepahlawanan di medan laga akan selalu menyentuh. Romantikanya banyak kita jumpai dalam lagu-lagu perjuangan, seperti yang banyak terdapat dalam lagu-lagu ciptaan komponis Ismail Marzuki. Selendang Sutra berkisah tentang selendang sutra dari kekasih yang berjasa untuk membalut lengan yang luka parah. Melengkapi pelukisan kepahlawanan, tentu harus juga disebut pahlawan lain yang tidak berasal dari medan laga, tetapi dari medan diplomasi. Kita juga mengakui jasa para pejuang yang berhadapan dengan kekuasaan kolonial di meja perundingan, di Linggarjati maupun di Den Haag. Baik di medan laga maupun di medan diplomasi, para pahlawan kita di masa lalu telah memperlihatkan tekad, keberanian, dan jasa yang luar biasa.
Oleh karena itu, marilah dengan khidmat kita mengenang kebesaran sejarah bangsa kita, Berterima kasih kepada para pahlawan kusuma bangsa, kepada para pendiri republik, kepada para pendahulu dan pemimpin-pemimpin yang sejak kemerdekaan telah memimpin negeri kita. Para pemimpin dan pejuang yang telah menyatukan kedaulatan negeri mulai dari Sabang sampai Merauke. Negeri Indonesia yang tebingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita pun bertafakur, melihat masa lalu, mengambil pelajaran, yang baik-baik kita teruskan, tidak baik kita perbaiki.

Rabu, 21 September 2011


Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul. Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.
Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir. Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: “Sayangku, apa yang kaulihat?” “Wortel, telur, dan kopi,” jawab anaknya.
Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya “Apa artinya, bapa?” Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.
“Yang mana engkau, anakku?” sang ayah bertanya.
“Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?”
Bagaimana dengan ANDA, sobat?
Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan?
Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati,serta kepala batu?
Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100 C. Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak. Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik.
Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?

“Kenapa sih”, kata seorang kaya pada pelayannya, “Orang-orang mengataiku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial dan panti asuhan?” “Akan saya ceritakan fabel tentang ayam dan sapi,” jawab pelayannya. “Sapi begitu populer, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam. ‘Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemahlembutan dan matamu yang begitu memancarkan penderitaan’, kata ayam pada sapi. ‘Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku memberikan bulu-buluku. Bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok bisa begitu ?’”
“Apakah anda tahu apa jawaban sang sapi?”, kata pelayan.
Sang sapi berkata, “Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.”

pohon APEL


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.
“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.
“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
“Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.
“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.
Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
“Ayo bermain-main lagi deganku,” kata pohon apel.
“Aku sedih,” kata anak lelaki itu.
“Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”
“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.
Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
“Maaf anakku,” kata pohon apel itu.
“Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”
“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”
“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.
Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Rabu, 07 September 2011


Lebih Jauh Tentang Perkembangan Otak




Banyak pendidik anak usia dini bertanya mengapa mereka perlu belajar tentang perkembangan dari bayi sampai usia enam tahun. Tahap-tahap perkembangan ini sangat penting untuk diketahui supaya dapat memenuhi kebutuhan setiap anak. Tidak semua anak berkelakuan atau berkembang sesuai dengan usia kronologis mereka. Sesungguhnya, banyak anak yang masuk program anak usia dini pada usia tiga atau empat tahun menunjukkan perilaku yang biasa terlihat pada anak yang lebih muda. Penelitian terakhir  pada empat program anak usia dini yang terdiri dari 80 anak, menunjukkan 51% mempunyai perkembangan sosial dan emosi seperti bayi usia 9-12 bulan dan anak usia 12-24 bulan; 27% mempunyai keterampilan motorik kasar seperti anak usia 12-24 bulan; dan 51% mempunyai kemampuan komunikasi di bawah rata-rata anak usia dua tahun. Sebelum analisa ini, orang dewasa dalam program ini mengharapkan anak-anak berfungsi seluruhnya seperti anak tiga dan empat tahun sesuai usia kronologis mereka. Begitu mereka menyadari, bahwa perilaku anak-anak di kelas mereka bukan merupakan perilaku yang nakal tetapi merupakan keterlambatan perkembangan yang memerlukan pijakan orang dewasa dan penataan lingkungan, maka mutu pengalaman program dapat ditingkatkan.

Naskah ini menggambarkan sesuatu yang biasa ditemukan di lembaga pendidikan untuk anak usia empat tahun; sekolah telah menyiapkan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan khas anak usia empat tahun. Orang dewasa yang bekerja pada program anak usia dini seringkali tidak siap berhadapan dengan anak yang berperilaku seperti tahapan perkembangan di bawah usianya. Oleh karena itu, tujuan utama dari bab ini adalah membantu orang dewasa untuk memahami perkembangan anak usia dini. Tujuan lain adalah menolong orang dewasa dalam mengamati perkembangan anak yang terlambat (berkebutuhan khusus). Untuk dapat melakukan ini, terdapat dalam bagian selanjutnya, tetapi bukan pemikiran yang kuno, informasi baru tentang perkembangan otak dan jendela awal kesempatan, termasuk mengapa beberapa perkembangan otak anak-anak tertentu berubah. Bagian ini juga membahas teori Kecerdasan Jamak dari Gardner. Kita tidak bermaksud agar orang dewasa menjadi ahli dalam semua bidang ini, tetapi menyadari bahwa informasi ini ada dan selanjutnya mempelajari topik ini. Pada akhirnya, orang dewasa perlu tahu bagaimana melihat dan membandingkan usia perkembangan dan usia kronologis dan dapat menyiapkan pengalaman sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini setiap hari.

Pengamatan Usia Perkembangan dan Usia Kronologis

Salah satu prioritas utama dalam program anak usia dini yang bermutu adalah orang dewasa mengumpulkan data dasar untuk setiap anak dari setiap aspek  perkembangan. Orang dewasa yang tahu perkembangan anak dengan baik dapat melakukan ini melalui pengamatan pada setiap anak. Aspek yang diamati paling sedikit meliputi: perkembangan fisik, sosial, emosi, kognisi, penyesuaian diri, dan komunikasi. Secara umum, perkembangan fisik termasuk keterampilan motorik untuk gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Perkembangan sosial emosi termasuk kasih sayang, kedekatan, pengaturan diri, kemampuan bermain dan dapat bergaul dengan orang lain, kesadaran diri, percaya diri, kesejahteraan dan motivasi.

Perkembangan kognisi sulit untuk dipisahkan dari keterampilan bahasa dan motorik; walaupun demikian, cara berpikir anak biasanya dapat diamati melalui kapasitas belajar mereka, apa yang mereka tahu pada saat tertentu dan kemampuan mereka dalam menyesuaikan pada lingkungan yang baru. Perkembangan kognisi dapat diamati saat anak dapat mempertahankan perhatian mereka, mengingat secara rinci, mengikuti arahan sederhana dengan mudah, menata pikiran sendiri, memecahkan masalah dan memproses semua informasi sekitar mereka.
Perilaku penyesuaian diri, sering disebut keterampilan menolong diri sendiri, dan lebih mudah digambarkan dalam hubungannya dengan aspek lain dari perkembangan. Dari sisi fisik, contohnya keterampilan makan, tidur, mandi, berpakaian, latihan ke kamar kecil, merapihkan diri, menjaga suhu tubuh dan menghindari bahaya. Dari sisi sosial-emosi, contohnya kemampuan untuk menanggulangi, konsep diri, menggunakan mainan dengan tepat,  main bersama-sama dan mengkomunikasikan kebutuhan dasar (Benner, 1992).

Perkembangan komunikasi merupakan hubungan yang rumit antara kemampuan hasil ucapan dan bahasa. Komunikasi adalah istilah yang sangat umum untuk menjelaskan hubungan, pertukaran informasi dan gagasan serta dapat dilakukan dengan atau tanpa bahasa. Bahasa adalah penggunaan tanda-tanda atau simbol yang bermakna; bisa ditulis atau diucapkan. Ucapan adalah satu cara mengekspresikan bahasa untuk tujuan komunikasi (Benner, 1992). Selama pengamatan, perlu diperhatikan bahasa ekspresif dan bahasa reseptif. Bahasa reseptif artinya anak dapat mendengar, mengingat dan memahami apa yang dikatakan pada mereka. Bahasa ekspresif dimulai dengan membuat suara dan belajar bagaimana bergantian kemudian berkembang ketika  anak mulai berbicara, berkata apa yang mereka pikirkan dan menggunakan kata-kata untuk memenuhi kebutuhan mereka. Paling tidak pengamatan dari perkembangan anak harus mencakup aspek ini.

Aspek perkembangan lain yang patut mendapat pengamatan orang dewasa adalah penginderaan. Penggabungan sensori adalah proses neurologi dalam pengelolaan informasi yang kita dapatkan dari badan atau lingkungan kita.  Kranowitz (1998) menggambarkan penginderaan sebagai “indera dekat” dan “indera jauh.” Indera jauh adalah yang dekat dengan wajah termasuk penglihatan, rasa (di lidah), penciuman, dan pendengaran. Indera dekat biasa disebut indera tersembunyi oleh karena kita tidak menyadarinya, tidak dapat mengendalikannya, dan tidak bisa mengamati secara langsung. Indera ini sangat dibutuhkan untuk hidup karena mereka mengatur tubuh kita. Mereka termasuk vestibular (gravitasi dan gerakan) dan “proprioception” (sensasi otot dan sendi); ini digambarkan terinci oleh Ayres (1979). Anak usia dini umumnya pada tahap sensorimotor (Piaget, 1962); mereka menjelajahi dan mengemudikan dunia mereka dengan menggunakan semua indera ini baik yang dekat maupun yang jauh. Bila indera dekat berjalan secara lancar dan tepat, anak dapat memperhatikan informasi yang datang dari indera jauh (suara, penglihatan, penciuman, dll). Orang dewasa dapat mengamati anak yang punya kehalusan perasaan dalam aspek-aspek tertentu. Sebagai contoh, beberapa anak, memegang telinga dengan tangan mereka saat truk yang bersuara keras lewat ketika mereka bermain di lapangan, sementara yang lain dapat mengabaikan kebisingan dan bahkan dapat berkonsentrasi di tengah-tengah suara keras. Beberapa anak senang dipeluk sementara yang lain menolak disentuh atau bereaksi ketika mereka dipeluk terlalu keras. Label di baju atau jahitan di kaos kaki sangat mengganggu beberapa anak. Perbedaan ini bila cukup kuat dapat mengganggu kemampuan anak untuk memperhatikan dan berperan serta secara penuh dalam pengalaman pendidikannya.

Kunci untuk membedakan anak yang mempunyai kebutuhan khusus dengan anak yang hanya sensitif adalah memahami tahap-tahap perkembangan anak. Ini membutuhkan pengalaman langsung dengan anak, intuisi, pengamatan terus menerus, dokumentasi yang cermat dan kerjasama diantara guru-guru, para ahli dan orang tua.

Perkembangan Otak dan Awal Jendela Kesempatan

Banyak pendidik anak usia dini perlu memahami tentang tahun-tahun awal kehidupan yaitu selama masa bayi bahkan sebelum perkembangan otak anak berubah. Akhir-akhir ini, ada ledakan yang sesungguhnya dari penelitian perkembangan otak dan informasi ilmiah sehubungan dengan “sifat-sifat kritis” yang dibawa pada tiga tahun pertama kehidupan (Gopnik, Meltzoff, & Kuhl, 1999; Karr-Morse, 1997; Newsweek, 1997; Patel, 2002; Shonkoff & Philips, 2000; The Florida Starting Points Initiative, 1997).

Bayi lahir dengan berjuta-juta neuron yang memberikan kemungkinan untuk membuat hubungan yang banyak di dalam otak yang memimpin pada penafsiran dunianya nanti. Neuron-neuron diciptakan saat janin hanya berukuran 8 ons; sel-sel neuron bermigrasi keluar dan menciptakan lapisan-lapisan sel yang disusun dan diorganisasikan kembali ke dalam lajur atau kelompok disaat janin di kehamilan tua dan awal kehidupan bayi baru lahir. Pada kehamilan usia 24-26 minggu, sel-sel ini menyusun sendiri dalam cara yang akan menjadi berguna pada perkembangan sensori bayi. Penyusunan sel-sel ini berlangsung selama dua sampai tiga tahun. Sistem sensori penciuman, pendengaran dan rasa berkembang sejak dalam rahim dan perabaan/vestibular dirangsang sesudah lahir (Graven, 2000, Tampa Early Intervention Program, Case Studi Lectures).

Sel-sel sistem penglihatan menciptakan lajur yang lebih jauh akan dirangsang pada saat lahir, ketika bayi baru lahir menerima cahaya melalui matanya untuk pertama kali. Namun, jika bayi lahir lebih awal, sebagai contoh, sebelum kehamilan 31 minggu, proses penglihatan ini akan terganggu. Hasil dari gangguan proses ini dapat bervariasi (Graven, 2000, Tampa Early Intervention Program, Case Studi Lectures). Ada juga periode yang kritis saat empat sampai enam bulan sesudah kelahiran. Proses awal dari perkembangan penglihatan ini sangat penting bagi perkembangan bayi. Sebagai contoh, penglihatan terkait dengan pendengaran; itu memperkuat pembelajaran dengan menempatkan rangsangan penglihatan dengan suara. Perkembangan penglihatan juga berhubungan dengan perabaan; bayi menggunakan perabaan dan penglihatan bersama-sama untuk menjelajah dunia mereka. Akhirnya, perkembangan penglihatan terikat dalam keterampilan motorik dan bayi yang tidak dapat melihat mempunyai lebih banyak kesulitan membangun tonus otot. Penglihatan membangkitkan gerakan. Orang dewasa dalam lingkungan yang menghubungkan makna pada mainan bayi sering merangsang gerakan.

Walaupun banyak neuron-neuron yang diciptakan melebihi dari yang bayi butuhkan, tetapi hanya neuron-neuron yang dirangsang saja yang memberikan kesempatan belajar di kemudian hari. Neuron-neuron yang tidak dirangsang akan dilenyapkan melalui proses alamiah dan proses tersebut dikenal sebagai “pemangkasan neuron.” Pemangkasan sambungan-sambungan yang tidak digunakan dan diperlukan ini memungkinkan jalan yang sudah dirangsang untuk tumbuh dan membuat hubungan yang lebih rumit lagi (Robert R. McCormick Tribune Foundation, Ten Things Every Child Needs Videotape). Dalam kata lain, neuron-neuron yang tidak dirangsang selama periode waktu kritis tertentu akan hilang atau diubah. Sehingga, perlu sekali pengasuh memahami jendela kesempatan yang ada secara alamiah agar dapat merangsang dan mendukung hubungan otak yang berguna untuk pembelajaran sepanjang hayat.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran pengetahuan masyarakat tentang awal perkembangan otak manusia, ketertarikan telah dibangkitkan tentang berbagai hal dalam kehidupan anak usia dini. Sehingga disebut sebagai jendela kesempatan atau periode kritis untuk sel-sel otak tumbuh, bermigrasi, bergabung, menyusun sendiri, menciptakan jalan dan menjadi “perkawatan” dalam otak membuat sebuah perbedaan bagaimana anak menjadi siap untuk menerima informasi (National Research Council Institute of Medicine, 2000). Para ahli syaraf sudah memberikan jaminan tentang kemampuan belajar anak jauh sebelum mereka masuk sekolah.

Bukti perkembangan otak ini sesuai dengan apa yang telah kita rasakan secara intuisi dan telah didukung oleh teori yang berkaitan dengan waktu kritis dari kegiatan dan praktek perawatan dasar. Apa yang kita lakukan pada awal kehidupan anak membuat suatu perbedaan dalam kehidupan anak usia dini. Oleh karena itu, kita perlu membacakan buku pada bayi, memegang dan membuai mereka, mengangkat mereka saat mereka menangis, memberi perhatian pada mereka, dan menanggapi mereka dengan cepat. Kita perlu berhubungan dengan anak usia satu dan dua tahun, memberi nama dalam dunia mereka, memberikan contoh-contoh bahasa positif pada mereka, memberikan banyak mainan yang sesuai untuk bermain, dan belajar bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Kita perlu melakukan banyak pekerjaan di awal dengan anak jauh sebelum mereka mendapatkan program anak usia dini dan masuk dalam penataan sekolah formal. Kapan dan bagaimana kita berhubungan dengan bayi dan anak usia satu atau dua tahun menentukan kerangka dasar untuk keberhasilan di sekolah nanti.

Bayi tidak boleh dianggap sebagai penerima rangsangan yang pasif. Tidak ada lagi “terkaan” tentang bagaimana otak itu tumbuh, berkembang, dan berfungsi. Sejumlah teknik ilmu-ilmu syaraf baru dapat dipakai dan memberi peluang jalan ilmuwan untuk mempelajari dan mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang perkembangan otak bayi. Sebagai contoh, PET (positron-emission tomography) scan memberikan para ilmuwan kemampuan untuk mengukur tingkat dari kegiatan sinaptik dalam otak; kejadian-kejadian yang paling dramatik memang berlangsung selama masa bayi sampai tiga tahun. Pada usia tiga bulan, otak bayi ditekankan pada bagian belakang otak (lobus oksipital) dimana fungsi penglihatan berada. Selama usia delapan bulan kehidupan, seluruh otak menunjukkan bukti dari kegiatan sinaptik; namun bagian depan otak (lobus prefrontal) juga secara jelas aktif dimana perencanaan penyelesaian masalah dan pengaturan emosi berada (The Florida Starting Points Initiative, 1997). Berdasarkan kerja fungsi perkembangan otak dari Dr. H.T. Chugani di Rumah Sakit Anak di Michigan, Wayne State University, PET Scan telah menunjukkan gambaran awal dari perkembangan otak anak usia dini.
Teknik, penelitian dan informasi lanjutan dari ilmu perkembangan syaraf penting bagi pendidik, pengasuh, dan keluarga. Dengan luasnya informasi tersebut, kita tentunya tidak perlu menjadi ahli. Tetapi, penting bagi orang dewasa yang berada dalam proses membesarkan anak usia dini, memperhatikan masing-masing bagian otak dan fungsi-fungsi yang terkait, seperti dalam tabel berikut ini. Daerah otak ini secara sederhana didefinisikan oleh “National Research Council’s Institute of Medicine” dalam buku yang berjudul “From Neurons to Neighborhoods (2000) sebagai otak depan (cerebral hemispheres), otak tengah (jalan dari dan ke otak depan) dan otak belakang (batang otak dan serebelum). Kita juga perlu mengerti bahwa bagian-bagian otak itu saling berhubungan dan berkerjasama satu sama lain sepanjang waktu dalam suatu cara yang sistematik (dari depan ke belakang dan dari sisi ke sisi); mereka mengontrol bagaimana kita berfungsi sehari-hari (Florida Starting Points, 1997).
Korteks Serebral
Lobus depan
Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah
Korteks Pradepan
Perencanaan dan berlatih gerakan-gerakan selanjutnya; terhubung ke sistem limbik untuk mengatur emosi
Korteks Motorik
Gerakan otot-otot besar
Lobus Temporal
Pendengaran, bicara, dan bahasa, komunikasi
Lobus Parietal
Rangsangan dan kode-kode sensori
Lobus Oksipital
Penglihatan
Serebelum
Gerakan-gerakan yang dikerjakan tanpa sadar dan keseimbangan
Batang Otak
Pertahanan dan informasi sensorimotor
Sistem Limbik
Pengatur emosi dan ingatan jangka panjang

Pendidik perlu menyadari istilah-istilah dan fungsi-fungsi otak ini agar dapat memahami lebih baik pengamatan mereka tentang perkembangan anak. Hal ini penting kita laporkan tentang pengamatan yang tidak biasa dari belajar dan perilaku anak pada orang tua, para ahli kesehatan yang layak dan para ahli lainnya. Dengan mengetahui bagian-bagian dan fungsi otak yang berbeda, dan mengenali persamaan bagian tertentu sistem yang menangani; orang dewasa yang bekerja dengan anak yang memperlihatkan perilaku tidak biasa, dapat didukung. Keterlambatan perkembangan yang lebih lanjut mungkin dapat dicegah atau juga diperbaiki. Seorang peneliti otak, Dr. Paul MacLean, menggambarkan otak mempunyai tiga bagian; dia menyebutnya “triune” atau tiga dalam satu otak (Martel, 2000). Pemikiran MacLean tentang bagaimana setiap dari tiga bagian dalam otak dijelaskan secara alamiah. Tiap bagian dijelaskan dalam istilah-istilah sesuai fungsinya, pengaruh pada pembelajaran dan perilaku dan masing-masing dihubungkan dengan warna khusus untuk tujuan ilustrasi. Tiga bagian telah diubah oleh Martel (2000), disesuaikan untuk tujuan pengajaran oleh “Creative Center for Childhood Research and Training, Inc.” dan diringkas dalam tabel. Pendidik perlu memahami istilah-istilah otak bagaimana otak berdampak pada belajar dan perilaku anak. Kerja MacLean memberikan kita dasar sederhana untuk memahami hubungan ini.

Batang Otak = Bertahan

§  Dikenal sebagai “Berkelahi  atau lari”
§  Pusat reaksi
§  Tiba-tiba  beraksi ketika takut, ditakut-takuti, dikritik atau diancam
§  Merasa perlu untuk bertahan
§  Perilaku marah atau berdebat
§  Tidak dapat belajar pada bagian otak ini

Limbik = Emosi
  • Dikenal sebagai “tempat rasa sayang”
  • Pusat emosi
  • Semua persepsi masuk melalui pusat ini
  • Pengalaman sayang, kebaikan hati, rasa kasihan, penghargaan, dan rasa peduli membuka pintu ke berpikir lebih tinggi
  • Merasa senang, disetujui dan adanya hubungan
  • Pembelajaran dioptimalkan melalui bagian otak ini                                                                     

Korteks = Pemecahan masalah dan Berfikir Logis
  • Dikenal sebagai “Bagian dari kerja sekolah” atau “topi berpikir”
  • Pusat berpikir
  • Jika sistem limbik menerima perasaan yang baik, maka selaput otak dapat bertanggung jawab atas:
§  Berpikir nalar dan analisis
§  Rencana dan mengatur
§  Berbicara dan bahasa
§  Penglihatan dan pendengaran
§  Daya cipta                                                    

Salah satu kunci dalam konsep tiga-dalam-satu otak untuk orang dewasa yang bekerja dengan anak usia dini adalah tidak membiarkan mereka “menuju” ke dalam batang otak. Penekanan untuk memicu pikiran limbik dengan sayang, musik, lagu, boneka, kegiatan yang menarik dan mainan yang sesuai. Saat anak terlibat dalam jenis kegiatan ini mereka dapat mencapai kondisi optimal untuk mendorong kesempatan belajar. Melalui orang dewasa yang semangat, orang dewasa mengetahui bagaimana bersenang-senang dengan mereka melalui kegiatan main yang terencana dan mendukung lingkungan, sehingga anak tidak hanya belajar tapi mereka juga akan belajar untuk cinta belajar. Apa yang membuat anak senang, membantu mereka percaya diri dan mampu belajar.

Pengalaman-pengalaman Sesuai Dengan Perkembangan Pada Kegiatan Harian Untuk Anak Usia Dini

Proses perkembangan adalah suatu rangkaian. Ada waktu dan usia yang sesuai untuk setiap proses dan tepat dengan tahap perkembangan; waktu  proses dan tahapan berbeda untuk setiap anak. Karena itu, upaya untuk mendorong perkembangan tidak akan berhasil dan beberapa upaya tersebut sebenarnya membahayakan. Perkembangan yang dihalangi atau dilarang pada saat yang tepat akan berdampak lama. Karena itu, penting untuk memahami konsep dari periode waktu kritis dan apa yang jendela kesempatan sarankan untuk perkembangan anak usia dini dan strategi kita sebagai pengasuh.

Jendela kesempatan menciptakan waktu optimal untuk mencapai tonggak perkembangan yang akan meningkatkan pembelajaran dan perkembangan sensori, emosional, dan awal sosial. Bila pengasuh menyadari bahwa jendela kesempatan itu ada dan mengapa itu penting, mereka akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menciptakan kegiatan dan lingkungan untuk meningkatkan kapasitas belajar anak. Pengasuh ini akan melakukan lebih dari sekedar melewati penelitian otak “bandwagon” karena mereka akan menciptakan filsafat mereka sendiri tentang mengapa strategi belajar bagi bayi sampai usia tiga tahun itu penting. Mereka juga akan menyadari bahwa beberapa periode kritis terjadi secara biologis jauh sebelum bayi lahir saat otak berkembang di dalam rahim.

Sayangnya pada saat banyak anak berusia tiga tahun, beberapa jendela kesempatan telah “tertutup” disebabkan oleh masalah-masalah serius seperti tidak ada perawatan sebelum lahir, komplikasi kelahiran, lingkungan rumah yang buruk, lingkungan sekitar yang berbahaya, tercemar racun, pengasuhan yang tidak konsisten baik di rumah atau di tempat perawatan anak, kekerasan, atau kurangnya orang dewasa yang memperhatikannya secara penuh. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa perawatan dan pendidikan dini yang bermutu tinggi dapat mendorong kesempatan anak agar berhasil di sekolah nantinya.

Saat ini, masih banyak anak-anak prasekolah dibawa ke perawatan luar rumah yang bermutu buruk atau bermutu  sedang. Banyak anak masuk TK belum siap untuk jenis pembelajaran dan interaksi yang dijumpai dalam kelas sekolah. Kinerja sekolah di bawah rata-rata ditandai dengan kinerja di bawah rata-rata pada ukuran fungsi kognisi dan sosial selama masa prasekolah. Dua puluh tahun penelitian menunjukkan dalam bidang perkembangan anak, pendidikan, ilmu kognisi, kekuatan dari keterlibatan awal dan gagasan pembaharuan sekolah. Kerangka penelitian telah menghasilkan pengetahuan substansi tentang jenis-jenis gagasan dan program yang terkait dengan seluruh anak usia dini tidak tergantung  latar belakang pengalaman mereka.

Guru, pengasuh, orang tua dan orang dewasa lain yang bekerja dengan anak usia dini harus memahami perkembangan anak, tonggak perkembangan yang sesuai dengan usia kronologis tertentu, mengapa jendela kesempatan penting bagi perkembangan awal dan bagaimana mengenal perkembangan tidak biasa apabila itu terjadi. Orang dewasa yang bekerja dengan anak usia dini harus mengetahui pemeriksaan  yang sesuai perkembangan, pengamatan yang bermutu tinggi dan perwakilan di daerah yang melakukan penilaian fungsional. 

Ungu Dirimu Satu


I will always love you kekasihku

Dalam hidupku hanya dirimu satu
I will always need you cintaku
Selamanya takkan pernah terganti
Ku mau menjadi yang terakhir untukmu
Ku mau menjadi mimpi indahmu
Cintai aku dengan hatimu
Seperti aku mencintaimu
Sayangi aku dengan kasihmu
Seperti aku menyayangimu
I will be the last for you
And you will be the last for me
I will always love you kekasihku
Dalam hidupku hanya dirimu satu
Ku mau menjadi yang terakhir untukmu
Ku mau menjadi mimpi indahmu
Cintai aku dengan hatimu
Seperti aku mencintaimu
Sayangi aku dengan kasihmu
Seperti aku menyayangimu
I will be the last for you
And you will be the last for me
And i will be the last for you
And you will be the last for me


gudanglagu.com Free Download Lagu Ungu Dirimu Satu MP3 Lirik 4shared Gratis Chord Video Album

Minggu, 04 September 2011

PROPOLIS PENGOBATAN TANPA OBAT


Apa itu Propolis?
Propolis adalah suatu zat yang dihasilkan oleh lebah madu. Dikumpulkan oleh lebah madu dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudian dicampur dengan enzim tertentu dari dalam tubuhnya, digunakan untuk menambal dan mensterilkan sarang.
Propolis bersifat disinfektan (anti bakteri) yang membunuh semua kuman yang masuk ke dalam sarang lebah. Lebah meliputi sarangnya dengan propolis untuk melindungi semua yang ada didalam sarang tersebut dari serbuan kuman, virus atau bakteri seperti: ratu lebah, telur, larva lebah, madu dan semua yang ada didalam sarang lebah madu.
Sifat disinfektan alami yang terkandung dalam propolis sangat ampuh dalam membunuh kuman, terbukti dengan ditemukannya seekor tikus dalam sarang lebah yang telah mati selama kurang lebih 5 tahun dalam keadaan tidak membusuk.
Propolis bagi manusia adalah :
Suplementasi; mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk membangun kekebalan tubuh dan mengaktifkan Kelenjar thymus. Zat-zat tersebut adalah :
  1. Propolis mengandung semua Vitamin kecuali vitamin K.
  2. Propolis mengandung semua Mineral yang dibutuhkan tubuh kecuali Sulfur.
  3. Propolis mengandung 16 rantai Asam amino esensial yang dibutuhkan untuk regenerasi sel.
  4. Propolis mengandung Bioflavanoid, yaitu zat antioksidan sebagai suplemen sel. Menurut penelitian, kandungan Bioflavonoid pada satu tetespropolis setara dengan bioflavonoid yang dihasilkan dari 500 buah jeruk.
Propolis sebagai pengobatan alami; mengandung zat aktif yang berfungsi sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Fungsi pengobatan meliputi hal-hal sebagai berikut :
  1. Propolis sebagai antibiotic alami, antiviral dan sekaligus antifungalalami tanpa efek samping.
  2. Propolis menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan bakteri,misalnya :thypus, diare/muntaber dan sebagainya. Dapat juga untuk bau ketiak yang sangat mengganggu, karena di dalam lipatan ketiak terdapat bakteri atau jamur yang menyebabkan bau.
  3. Propolis menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan virus, misalnya : demam berdarah, flu, TBC dan sebagainya.
  4. Propolis menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan jamur,misalnya : eksim, panu, keputihan, kerombe dan sebagainya.
  5. Propolis sebagai Anti peradangan (infeksi dan luka), misalnya :maag, luka luar, radang tenggorokan, sakit gigi, radang ginjal, luka baker dan sebagainya.
  6. Propolis sebagai anti kanker dan mutagenesis sel, misalnya : kanker tumor, mium, kista dan sebagainya.
  7. Propolis berfungsi untuk membersihkan pembulu darah dan detoksifikasi
  8. Propolis berfungsi sebagai pembuangan racun, misalnya : asam urat, kolesterol, trigliserin, darah tinggi, jantung, stroke, diabetes mellitus dan sebagainya..
  9. Propolis juga penyembuh ajaib bagi penyakit seperti Tumor, jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, ateriosklerosis atau pengapuran pembuluh darah oleh lemak, infeksi, gangguan pencernaan, gangguan pernafasan, penyakit syaraf, arthritis dan rematik.
  10. Propolis sebagai penetral racun dalam tubuh dan sekaligus anti oksidan kuat
  11. Propolis meningkatkan System kekebalan tubuh

Selasa, 23 Agustus 2011


Pemerah Susu dan Ember nya



Pemerah susu dan ember berisi susu yang tumpahSeorang wanita pemerah susu telah memerah susu dari beberapa ekor sapi dan berjalan pulang kembali dari peternakan, dengan seember susu yang dijunjungnya di atas kepalanya. Saat dia berjalan pulang, dia berpikir dan membayang-bayangkan rencananya kedepan.
"Susu yang saya perah ini sangat baik mutunya," pikirnya menghibur diri, "akan memberikan saya banyak cream untuk dibuat. Saya akan membuat mentega yang banyak dari cream itu dan menjualnya ke pasar, dan dengan uang yang saya miliki nantinya, saya akan membeli banyak telur dan menetaskannya, Sungguh sangat indah kelihatannya apabila telur-telur tersebut telah menetas dan ladangku akan dipenuhi dengan ayam-ayam muda yang sehat. Pada suatu saat, saya akan menjualnya, dan dengan uang tersebut saya akan membeli baju-baju yang cantik untuk di pakai ke pesta. Semua pemuda ganteng akan melihat ke arahku. Mereka akan datang dan mencoba merayuku, tetapi saya akan mencari pemuda yang memiliki usaha yang bagus saja!"
Ketika dia sedang memikirkan rencana-rencananya yang dirasanya sangat pandai, dia menganggukkan kepalanya dengan bangga, dan tanpa disadari, ember yang berada di kepalanya jatuh ke tanah, dan semua susu yang telah diperah mengalir tumpah ke tanah, dengan itu hilanglah semua angan-angannya tentang mentega, telur, ayam, baju baru beserta kebanggaannya.
Jangan menghitung ayam yang belum menetas.